Jumat, 27 Februari 2015

TIPS CINTA KIMIA





KIMIA itu sukar?
Menurutmu, apakah kimia itu pelajaran yang mengerikan? Sebenarnya belajar kimia itu sangat mudah bila kita mengetahui teknik-teknik untuk memahaminya.
Sering terdengar banyak keluhan bahwa belajar kimia sangat sukar. Di antara beberapa keluhan adalah: Saya tidak cukup cerdas untuk belajar kimia, saya tidak dapat mengikuti jalan pikir kimiawan, saya takut gagal di mata pelajaran kimia, ingatan saya tidak cukup kuat untuk mengingat rumus dan fakta kimia.Yang harus pertama sekali diubah justru pandangan-pandangan keliru tentang Anda sendiri tadi. Pertama sekali Anda harus percaya bahwa Anda mampu untuk belajar kimia. Anda yakin bahwa kalau belajar dengan baik Anda akan sukses. Kalau Anda sudah menetapkan niat dan sungguh-sungguh untuk mampu mempelajarinya, Anda pasti bisa. So, enjoy aja kawan, kalian pasti bisa kok. Awalnya saya juga nggak paham, ngapain sih harus mempelajari kimia, buat apa , kenapa kok kita harus mempelajari itu???? Eh ternyata, jika kita mampu mendalami pelajaran kimia dengan baik, banyak banget manfaat yang bisa kita dapatkan. Setiap hari tanpa kita sadari , semua yang ada disekitar kita itu ada hubungannya dengan kimia guys.....




Jadi pada dasarnya belajar kimia tidak berbeda dengan Anda belajar pelajaran lain ataupun Anda belajar naik sepeda.
Yang sangat diperlukan adalah tekad dan keyakinan kuat kalau Anda bekerja dengan baik Anda akan sukses.
Setelah tekad dan keyakinan ada, barulah Anda perlu tahu beberapa kiat untuk mendapatkan keterampilan kimia. Perlu diingat sama dengan Anda belajar sepeda, keterampilan itu akan Anda dapat kalau Anda berlatih, tidak cukup dengan membaca teori bersepeda tanpa pernah mempraktikkan.
Berikut beberapa TIPS yang bisa dipakai untuk menyukai pelajaran KIMIA:

1.Cobalah menciptakan gambaran nyata apa yang Anda pelajari






Kebanyakan hal yang dipelajari dalam kimia adalah hal yang abstrak. Atom, molekul, ikatan kimia, elektron adalah barang-barang yang tidak dapat secara langsung dilihat dan dirasakan. Sebuah gambar akan membantu Anda untuk mengingat dan mengerti dengan baik konsep penting. Atom misalnya dapat Anda bayangkan sebagai sebuah bola, dan setiap unsur memiliki bola yang berbeda berat dan warna misalnya.

 2.Kaitkan apa yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari

Semua bahan yang ada di alam ini adalah bahan kimia. Udara, pohon, batuan, plastik, kosmetik, dan seterusnya. Masalahnya adalah bahan-bahan tersebut biasanya bukan bahan yang murni, tetapi berupa campuran yang rumit. Untuk membuat mudah dimengerti, diajarkan kimia dari bahan yang murni atau campuran paling dua bahan. Memang sering akan dijumpai kelakuan bahan murni jauh berbeda dengan kelakuan campuran bahan. Nah, dengan selalu mencoba untuk mengaitkan apa yang dipelajari dengan apa yang ada dalam keseharian akan membuat apa yang dipelajari menjadi lebih bermakna.
Sebagai contoh, dalam keseharian kita sering membuat minuman sirup, dengan menambahkan segelas air pada dua-tiga sendok makan sirup. Bila yang kita lakukan terbaik, kita tambahkan dua-tiga sendok makan air ke dalam satu gelas sirup, tentu tidak akan enak diminum karena sirupnya
terlalu kental. Di sini kita mendapat pengalaman tentang pengertian konsentrasi larutan.

3.menghubungkan hal-hal (gambaran) makro dengan gambaran mikro

Garam dapur dalam bahasa kimia dapat berarti padatan putih yang juga kita gunakan untuk mamasak atau bahan yang tersusun atas ion Na+ dan Cl-. Gambaran pertama adalah gambaran makro, yang kedua adalah gambaran mikro. Gambaran mikro adalah yang tidak pernah kita saksikan secara langsung, yang Anda harus hadirkan dalam bayangan. Gambaran makro adalah kumpulan dari bertrilyun-trilyun atom atau ion sehingga dapat kita lihat, sentuh dan rasakan. Karena kimia berbicara dengan kedua bahasa, tugas Anda adalah mempelajari bahan dan sifatnya dari kedua pandangan itu.
Gambaran mikro sering digunakan untuk merasionalisasi apa yang terjadi pada skala makro. Kita misalnya merasionalisasi sifat getas dari kristal ionik karena pada krisal ionik tersusun ion yang berlawanan muatan berdampingan. Bila dikenai tekanan, maka ion yang sama muatannya mungkin akan berdampingan, yang berakibat terjadi tolak-menolak sehingga mudah pecah.

4.Belajar dengan rutin, sering berlatih dan segera perbaiki kesalahan

Yang juga unik dari pelajaran kimia adalah banyak sekali konsep yang dibangun secara bertahap, satu konsep mendasari konsep berikutnya; konsep yang berikutnya lagi dapat dimengerti kalau dua konsep terdahulu sudah dimengerti dengan baik, dan seterusnya. Konsep-konsep berikutnya sering dimunculkan dengan kecepatan yang lebih tinggi dari konsep sebelumnya. Nah, dengan keadaan seperti ini nasihat yang sudah sering Anda dengar menjadi penting: Belajarlah secara rutin.
Ini juga merupakan kunci dari belajar apa saja, kalau kembali ke contoh belajar sepeda. Kalau sebelum Anda belum menguasai bersepeda, Anda hanya belajar satu hari dalam setiap bulannya, dapat dibayangkan kapan Anda baru akan menguasai.
Belajar secara rutin juga memungkinkan Anda untuk segera tahu masalah atau kesalahan yang Anda buat dan dengan cepat pula Anda dapat mencari penyelesaiannya. Penting sekali Anda pelajari kesalahan Anda dan segera mencari penyelesaian yang tepat, sebab kalau tidak Anda akan mengulang kesalahan yang sama.

5.Pakailah cara yang berbeda untuk hal yang berbeda

Kimia bukan hanya hitung-menghitung, walaupun kemampuan itu merupakan komponen penting dalam kimia. Kimia juga berisi beberapa fakta yang harus diingat, kosakata khusus yang harus dipelajari, hukum-hukum yang mengaitkan satu ide dengan ide lain yang harus dimengerti. Mempelajari fakta tentu lain caranya dengan mempelajari teknik berhitung, lain lagi dengan mempelajari hukum.

Untuk mengigat fakta dengan lebih baik, sering Anda diberi contoh untuk membuat apa yang disebut jembatan keledai. Misalnya unsur-unsur golongan alakali Anda ingat dengan: Hajah Lina Naik Kuda Rebutan Cowok sampai Frustasi. Cara yang lain misalnya dengan menuliskan, dengan membuat kartu dan bermain dengan kartu itu dan sebagainya.
Untuk mempermudah mempelajari hukum-hukum dalam kimia Anda dapat menggunakan teknik: pelajari dengan baik fakta dan konsep yang mendasari, gunakan kata-kata Anda sendiri untuk mengungkapkan lagi hukum tersebut, tentukan keberlakuan hukum tersebut, dan tentukan pula apa yang dapat dicapai dengan hukum tersebut.

Sebagai contoh hukum gas ideal pV = nRT, tanyakan apa gas ideal itu? Kemudian perhatikan hukum itu hanya berlaku untuk gas ideal, gas nyata tidak akan mengikuti persamaan itu, dan Anda pun harus dapat sampai menghayati bahwa dengan hukum ini Anda dapat menghitung salah satu dari p, V, n atau T bila tiga yang lain diketahui.
Yang harus diingat, hukum (rangkuman keteraturan) sering mempunyai kekecualian, Anda harus ingat dengan baik kekecualian ini: misalnya, semua senyawa sulfida tidak melarut, kecuali (NH4)2S.

Kalian juga harus teliti dalam hal-hal yang berhubungan dengan kimia, jauhkan rasa takut dengan pelajaran kimia. Banyak-banyaklah bertanya dan mencari informasi jika kalian menemui kesulitan. Ingat-ingatlah semua yang pernah kalian pelajari, kalau bisa ya diaplikasikan kedalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, kenalilah metode belajar kamu, ciptakan trikatau semacam cara cepatlah agar kalian bisa lebih mudah memahami dan menghafalkannya. Pokoknya kalau kalian udah nyaman sama kimia, pasti ketagihan deh.

Demikian beberapa tips, ingat sekali lagi, tips ini hanya akan bermanfaat kalau Anda menggunakannya dalam belajar dengan kontinu.
Jadi pada intinya,kalian jangan pernah menyerah sebelum berjuang untuk mencoba dan menyukainya kawan... “dimana ada kemauan pasti ada jalan”
Oke guys, kalian siap untuk cinta kimia kan??? If you think you can, you can.

KIMIA itu mudah , Kita harus cinta KIMIA. 

Senin, 16 Februari 2015

ELEKTROKIMIA (SEL GALVANI)

ELEKTROKIMIA (SEL GALVANI)


Suatu percobaan dilakukan oleh seorang ilmuwan Italia bernama Luigi Galvani. Ia melilit dua logam menjadi satu yaitu kawat besi dan kawat tembaga. Kemudian kedua ujung yang lainnya dikenakan pada kaki kodok. Kaki kodok tersebut bergerak. Peristiwa itu kemudian diberi istilah listrik hewan atau “animal electricity”. Percobaan Galvani ini ternyata merupakan asal mula ditemukan sel kering. Sel merkuri, accu dan sumber tenaga listrik sejenis lainnya. Percobaan Galvani ini kemudian diteruskan oleh Alessandro Volta. Sel-sel ini pada prinsipnya mengubah energi kimia menjadi energi listrik. Karena itu, sel listrik yang dihasilkan disebut sel galvanic atau sel Volta. Sel-sel penghasil energi listrik yang sekarang berada dalam tingkat pengembangan ini akan merupakan sumber penghasil tenaga yang sangat penting di kemudian hari untuk dapat menggantikan sumberdaya energi yang tidak dapat diperbaharui.

Sel Galvani atau sel Volta merupakan salah satu contoh dari sel yang menggunakan prinsip energi kimia diubah menjadi energi listrik. Dalam sebuah sel Galvani, suatu reaksi Oksidasi-Reduksi terjadi dalam kondisi tertentu sehingga arus listrik dapat dihasilkan dari sel tersebut. Reaktan-reaktan terpisah secara fisik untuk dapat mengontrol kecepatan dan keberadaan reaksi. Reaktan-reaktan itu berada dalam dua kompartemen, masing-masing mengandung sebuah elektroda dan suatu elektrolit. Elektroda-elektroda itu adalah konduktor listrik yang tidak bereaksi dengan larutan elektrolit yang ada dalam setiap kompartemen.

Kedua elektroda itu dihubungkan dengan kawat konduktor sehingga elektron dapat mengalir dari elektroda satu ke elektroda lainnya. Ion-ion dapat berpindah dari kompartemen yang satu ke kompartemen lainnya melalui suatu elektrolit, yang mungkin mengandung ion-ion yaitu jembatan garam atau tidak mengandung ion-ion yaitu selaput semipermeabel.

Apabila sebuah logam dimasukan kedalam air, logam tersebut mempunyai kecenderungan untuk melepaskan ionnya dan secara serentak membebaskan elektronnya kepada permukaan logam. Kecenderungan ini menyebabkan perbedaan potensial antara logam dengan larutannya, dan menghasilkan tegangan yang disebut potensial elektroda logam tertentu. Ketika ion-ion logam itu terbentuk, terjadi pengendapan logam dari ion-ion, dan bersamaan dengan itu kesetimbangan terjadi antara logam dan larutan dan perbedaan
potensial lenyap.

Bila sebuah logam dimasukkan kedalam larutan yang mengandung ionnya dan kecenderungan ion untuk menjadi logam lebih besar daripada kecenderungan logam masuk kedalam larutan. Maka proses pengendapan logam akan terjadi sampai kesetimbangan antara logam dan ion terjadi. Perbedaan potensial antara logam dan larutannya pada konsentrasi 1 molar disebut potensial elektroda standar dan diberi simbol Eo.
Dalam reaksi redoks antara Zn dan larutan CuSO4, sebuah atom Zn melepaskan 2 elektronnya sedangkan ion Cu dalam tembaga sulfat menerima 2 elektron dan membentuk logam tembaga. Bila Zn dan larutan CuSOdicampur, reaksi spontan terjadi dengan menghasilkan kalor. Sementara itu, apabila reaksi yang sama dilaksanakan dalam suatu sel elektrokimia maka energi listrik akan terjadi.
Kompartemen sebelah kiri terdiri dari sebatang logam Zn yang disebut elektroda dimasukkan kedalam cairan yang disebut elektrolit. Elektrolit itu dapat terjadi dari larutan garam sulfat dalam air, misalnya K2SO4. kompartemen sebelah kanan dari sel terdiri dari elektroda logam Cu yang dimasukkan kedalam elektrolit CuSO4. kedua larutan itu dihubungkan dengan dua cara. Elektrolit-elektrolit dihubungkan oleh sebuah jembatan, yang juga mengandung elektrolit (dalam hal ini kalium sulfat) sedangkan kawat konduktor menghubungkan kedua elektroda itu.
Cara kerja sel elektrokimia itu adalah sebagai berikut :
Dari teori yang telah dinyatakan di atas, Zn bila dimasukkan kedalam suatu larutan berkecenderungan untuk menjadi ionnya. Demikian pula Cu.
Zn®Zn2+ + 2 elektron (a)
Cu®Cu2+ + 2 elektron (b)
Percobaan menunjukkan bahwa bila susunan zat dan alat-alat dipasang seperti gambar di atas ternyata dapat diketahui dari amperemeter bahwa electron bergerak dari logam Zn ke logam Cu melalui kawat konduktor. Ini berarti bahwa Zn yang dimasukkan kedalam elektrolit berkecenderungan untuk memberikan ion Zn2+ kedalam larutan dan meninggalkan electron-elektronnya pada permukaan Zn. Hal ini mengganggu kesetimbangan (a) kekanan.

Sedangkan pada kompartemen sebelah kanan, electron-elektron dari elektroda Zn tersebut mengganggu kesetimbangan (b) kekiri sehingga Cu2+ menjadi logam Cu. Akibatnya larutan di kompartemen sebelah kiri menjadi bermuatan positif dan larutan di kompartemen sebelah kanan menjadi negatif. Melalui jembatan garam atau pemisah semi permeable ion SO4 2- dapat bermigrasi dari kompartemen kanan ke kiri sehingga menetralkan kembali larutan.
Demikian pula Zn2+ juga dapat bermigrasi dari kompartemen kiri ke kompartemen kanan sehingga menetralkan kembali larutan. Dengan netralnya larutan-larutan itu maka reaksi kimia dapat berlangsung terus dan listrik dapat dihasilkan secara berkesinambungan.

a. Anoda dan Katoda
Dalam elektrokimia sebagai prinsip yang harus kita pegang adalah bahwa pada anoda selalu terjadi reaksi oksidasi sedang pada katoda selalu terjadi reaksi reduksi. Dalam sel Galvani seperti yang telah diuraikan terdahulu, oksidasi terjadi dalam kompartemen Zn sedangkan reduksi terjadi pada kompartemen Cu. Zn mempunyai kecenderungan yang lebih besar menjadi Zn2+ sehingga elektroda Zn bermuatan negatif. Pada katoda Cu, ion Cu2+ berkumpul pada elektroda Cu dan tereduksi menjadi Cu. Sehingga elektroda Cu bermuatan positif. Jadi pada sel Galvani, anoda bermuatan negatif dan katoda bermuatan positif.
b. Potensial Sel
Dalam sel Galvani, arus listrik terjadi sebagai hasil dari aliran electron dari elektroda negatif ke elektroda positif melalui kawat konduktor. Gaya dari gerak electron melalui kawat konduktor tersebut disebut Gaya Gerak Listrik atau Gaya Elektromotif yang diukur dengan satuan Volt (V). Apabila Gaya Elektromotif besarnya sama dengan 1 Volt berarti bahwa gerak electron sebesar 1 Coulomb (C) dapat melakukan gaya sebesar 1 Joule (J).
1V = 1J/1 C
1Volt  = 1Joule/1 Coulomb
Dari pengukuran besarnya perbedaan potensial dengan menggunakan Voltmeter pada sel Galvani yang menggunakan elektroda Zn dan Cu di atas yaitu dimana konsentrasi larutan-larutan tersebut = 1 Molar (1M) diperoleh perbedaan potensial elektroda = 1,10 Volt. Perbedaan potensial tersebut disebut potensial sel. Karena dilakukan pada suhu 25°C dan dengan konsentrasi larutan 1M maka disebut pula dengan Potensial Sel Standar atau dinyatakan dengan symbol Esel.
c. Diagram Sel
Dalam sel Galvani reaksi-reaksi dalam dua kompartemen menghasilkan energi listrik. Reaksi yang terjadi pada setiap kompartemen disebut dengan reaksi ½ sel. Untuk memberikan gambaran lengkap mengenai sel Galvani, beberapa informasi perlu diberikan :
1) Logam yang digunakan sebagai elektroda;
2) Keadaan larutan yang berhubungan dengan elektroda (termasuk konsentrasi ion dalam larutan);
3) ½ sel yang mana yang anoda dan ½ sel yang mana yang katoda;
4) Zat mana yang reaktan dan mana yang hasil reaksi.
Pada anoda terdapat elektroda Zn yang mengalami oksidasi Zn ®Zn2+ + 2e dan konsentrasi larutan = 1,00 Molar. Diagram ½ sel ini ditulis sebagai berikut :
Anoda : Zn/Zn2+ (1,00 M)
Pada katoda terdapat elektroda Cu yang mengalami reduksi Cu + 2e ®Cu2+  dan konsentrasi larutan = 1,00 Molar. Diagram ½ sel ini ditulis sebagai berikut :
Katoda : Cu2+ (1,00 M)/Cu
Untuk menggambarkan sel Galvani secara lengkap digunakan sel diagram sebagai berikut :
Zn/Zn2+ (1,00 M) ççCu2+ (1,00 M)/Cu
Anoda selalu ditulis disebelah kiri dan katoda disebelah kanan. Tanda ççmenunjukkan jembatan garam atau selaput semi permeable.
d. Potensial Elektroda Standar
Elektroda Zn mengalami oksidasi karena itu pada elektroda Zn terdapat potensial oksidasi (ditulis dengan simbol EZn/Zn) sedangkan elektroda Cu mengalami reduksi karena itu pada elektroda Cu terdapat potensial reduksi (ditulis dengan simbol ECu/Cu).
Mengingat reaksi pada setiap kompartemen disebut reaksi setengah sel maka potensial oksidasi atau potensial reduksi juga disebut sebagai potensial setengah sel.

Tetapi berapa sebenarnya potensial setengah sel masing-masing ? tidak ada orang yang tahu.
Untuk menentukan potensial elektroda setengah sel, para ahli menetapkan potensial elektroda standar Hpada suhu 25°C dengan tekanan gas Hidrogen sebesar 1 atm dan konsentrasi larutan 1 M yaitu = 0 Volt atau EoH+/H= 0. Dengan menggunakan patokan potensial elektroda standar Hitu maka ditetapkan potensial elektroda standar setengah sel.

Elektroda Hidrogen terdiri dari kawat platina dan sepotong lempeng platina yan ditutup oleh serbuk platina halus sebagai permukaan elektroda. Elektroda ini disimpan dalam tabung gelas sedemikian rupa sehingga gas hydrogen dapat dilalukan kedalamnya dengan tekanan sebesar 1 atm. Platina sendiri tidak mengalami oksidasi maupun reduksi. Karena itu elektroda hydrogen
disebut elektroda inert.
H2(1 atm) + 2 e ®2HE= 0 ,00 Volt
Potensial elektroda standar dari logam-logam ditentukan dengan menyusun sel Galvani Zn/Zn2+ (1 M) ççH(1 M)/H(1 atm) pada suhu 25°C. Dari pengamatan Voltmeter ternyata gaya elektromotifnya = +0,76 Volt.
Dilihat dari reaksinya elektroda Zn mengalami oksidasi, karena itu gaya elektromotifnya disebut potensial oksidasi.
Zn®Zn2+ + 2e – Eo     oks = +0,76 Volt
Jika reaksi reduksi berlangsung, yaitu Zn + 2e – ® Zn2+ maka gaya gerak elektromotifnya disebut potensial reduksi. Besarnya potensial reduksi standar sama dengan besarnya potensial oksidasi standar hanya berlawanan tandanya, jadi :
Zn + 2e ®Zn2+ Eo     red = - 0,76 Volt

e. Potensial Reduksi
Dalam sel Galvani selalu terdapat elektroda logam yang dimasukkan dalam suatu larutan garam. Ion-ion logam mengelilingi elektrodanya dan mempunyai kecenderungan untuk memperoleh electron-elektron. Dengan perkataan lain mereka ion-ion tersebut berkecenderungan untuk tereduksi. Karena itu para ahli berkecenderungan untuk menggunakan reaksi reduksi daripada reaksi oksidasi dalam menentukan potensial elektroda suatu sel. Dengan demikian para ahli bersepakat untuk menggunakan potensial reduksi suatu logam daripada potensial oksidasinya dalam penggunaan selanjutnya. Potensial yang diukur dari sebuah sel diperoleh dari perbedaan potensial reduksi dari reaksi setengah selnya. Besarnya potensial sel standar sama dengan potensial reduksistandar setengah sel yang mengalami reduksi dikurangi dengan potensial reduksi standar setengah sel yang mengalami oksidasi.
Eo sel = E½ sel tereduksi = E½ sel teroksidasi
Untuk sel Galvani di atas :
Eo sel = ECu2+/Cu = EZn2+/Zn
Eo sel = EH+/H2+ = EZn/Zn
Bila elektroda-elektroda dalam sel Galvani adalah elektroda tembaga dan elektroda hydrogen. Ternyata tembaga akan teroksidasi dan ion hydrogen akan tereduksi. Jadi Eosel sama dengan ECu2+/Cu dikurangi dengan EH2/H+ Eo sel = ECu2+/Cu = EH2/H+
Dari harga potensial sel ini dapat diramalkan apakah suatu reaksi dapat berlangsung secara spontan atau tidak. Apabila ternyata harga potensial sel positif maka reaksi dapat berlangsung spontan.

Daftar Potensial Elektroda Reduksi Standar
Dalam menggunakan potensial elektroda standar ini perlu diingat bahwa reaksi-reaksi berada dalam larutan dengan air sebagai pelarut.

f. Potensial Elektroda Standar dan Tetapan Kesetimbangan
Selain harga potensial sel, perubahan energi bebas Gibbs dapat dijadikan ukuran spontanitas suatu reaksi. Dengan demikian terdapat hubungan antara potensial sel dan perubahan energi bebas.
DG = - n F E (sel)
DG ialah perubahan energi bebas, n ialah jumlah mol electron yang dilepaskan dan diterima dalam reaksi redoks, F ialah tetapan Faraday yang besarnya = 96500 Coulomb/mol dan E ialah gaya elektromotif dari sel. Bila reaksi berlangsung dalam satuan konsentrasi, untuk larutan konsentrasinya = 1 molar dan untuk gas tekanannya = 1 atmosfir dan suhu 25°C atau 298 Kelvin maka E adalah potensial sel standar atau Eo(sel) dan G adalah energi bebas standar atau Go.
Jadi DG= - n F Eo (sel)
Mengingat 1 Volt-Faraday sama dengan 23,06 kilo kalori (kkal) maka perubahan energi bebas adalah sama dengan – nE x 23,06 kkal.
DG= -23,06 n Eo (sel) kkal

Perubahan energi bebas dalam reaksi yang dipengaruhi oleh suhu dinyatakan dengan rumus :
DG = DG+ RT In Q
Dalam system reaksi yang berada dalam keadaan kesetimbangan tidak terdapat perpindahan electron, karena itu G = 0 dan Q = K (konstanta kesetimbangan) Dengan demikian :
DG= RT In K
DG= -2,303 RT log K
Untuk kesetimbangan larutan K adalah Kc sedangkan untuk kesetimbangan gas K adalah Kp.
Dengan demikian : - n F E= -2,303 RT log K
Jadi : Eo = (-2,303 volt RT / nF) x log K
(Ingat : faraday = 96500 Coulomb/mol e – ; 1 Volt = 1 Joule/Coulomb) dengan mensubstitusikan F = 96500 Joule (Volt x mol e – ), R = 8,317 Joule/(mol e – x Kelvin) dan T = 298 Kelvin, maka persamaan dapat disederhanakan menjadi :
Eo = 0,0592 volt / n x log K
Sekarang marilah kita coba menghitung berapakah harga konstanta kesetimbangan reaksi Zn + CuSO®ZnSO+ Cu.
Dari percobaan sel Galvani kita peroleh harga potensial sel = +1,10 Volt dan n = 2 (ingat dalam reaksi tersebut 2 elektron dilepaskan dan diterima).
1,10 Volt = (0,0592 Volt/2) x log K
K=2 x 1037

Melihat besarnya harga konstanta kesetimbangan ini maka reaksi antara Zn dan CuSO4akan berlangsung secara spontan.

g. Pengaruh Konsentrasi Terhadap Sel Potensial
Penggunaan Edari daftar, untuk sel :
Cu/Cu2+ (1 M) ççAg(1 M)/Ag
Kita peroleh harga potensial sel atau Eo sel = +0,7991 – (+0,337) = +0,462 Volt.
Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut :
2Ag+ Cu(p) ®2Ag(p) + Cu2+ Eo sel = +0,426 Volt
Harga Eo sel menunjukkan bahwa reaksi berlangsung secara spontan. Bila harga Eo selnegatif maka reaksi sebaliknyalah yang berlangsung secara spontan. Besarnya kaloryang dibebaskan dalam reaksi itu dapat dihitung sebagai berikut :
DGuntuk reaksi pada 298 Kelvin = - n x 23,06 x Eo sel kkal
= - 2 x 23,06 x 0,462 kkal
= - 21,31 kkal
n = 2 berasal dari jumlah electron yang dilepaskan oleh 1 mol logam Cu menjadi 1 mol ion Cu2+. Karena itu jumlah kalor yang dibebaskan tersebut berasal dari 1 mol logam Cu. Dengan demikian bila koefisien dikalikan dengan 3 mol Cu yang reaksikan dengan 6 mol Agmaka jumlah kalor yang dibebaskan menjadi 3 kali lipat yaitu 3 x –21,31 kkal = - 63,93 kkal.
Perlu diperhatikan bahwa biarpun jumlah kalor yang dibebaskan 3 kali lipat, tetapi besarnya harga potensial selnya akan tetap yaitu 0,462 Volt. Perhitungan potensial sel di atas berlaku bila konsentrasi larutan dalam anoda dan katoda berada dalam keadaan standar yaitu 1 Molar. Bagaimana menghitung potensial sel bila konsentrasi larutan tidak berada dalam keadaan standar ?


Untuk ini kita dapat menggunakan rumus :
sel  E o sel - (0,0592/2) log [(hasil)/(reaktan)]
Dengan menggunakan rumus ini, kita dapat menentukan :
a. Potensial sel
b. Konsentrasi suatu larutan
c. pH larutan
Contoh Soal :

Penentuan Potensial Sel
Bila diagram sel suatu sel elektrokimia yang berlangsung pada suhu 25°C adalah Zn/Zn2+ (0,1 M) ççCu2+ (0,4 M)/Cu dan diketahui sel standar = +1,10 Volt. Berapakah potensial sel dari sel tersebut ?
Jawaban :
Pertama tulislah reaksi redoksnya :
Zn + Cu2+ ®Zn2+ + Cu
 (-2e)
 (+2e)
Dari reaksi di atas dapat kita amati bahwa ada 2 elektron yang dilepaskan dan diterima. Jadi n = 2. Dengan menggunakan rumus :
sel = E o sel - (0,0592/2) log [ Zn2+ / Cu2+ ]

diperoleh :
E(sel) = 1,10  - (0,0592/2) log [ 0,1/ 0,4]
= 1,10 – (0,0296 x – log 4)
= 1,10 – (0,0296 x – 0,6020)
= 1,10 + 0,0178192
= 1,12 (dibulatkan)
Jadi potensial sel = +1,12 Volt


 
Ulasan:
Hai teman-teman, disini saya akan menyimpulkan materi diatas. Gimana materinya, lengkap bukan??? Dan so pasti bermanfaat bagi kita semua. Materi elektrokimia yang di pelajari di kelas XII SMA ini sebenarnya bukan materi yang sulit lho kalau kalian mau mempelajarinya dengan sungguh-sungguh. Pada intinya materi ini juga masih berhubungan dengan materi sebelumnya yaitu materi redoks,kalian masih ingatkan??? Sel elektokimia atau sel Galvani pada prinsipnya adalah mengubah energi kimia menjadi energi listrik, karena itu sel yang dihasilkan ini juga biasa disebut sel Volta. Sesuai dengan yang menemukan dan melakukan percobaan ini yaitu seorang ilmuwan Italia yang bernama Luigi Galvani. Pada sel galvani ini akan ada yang mengalami reaksi reduksi dan oksidasi. Logam yang mengalami oksidasi (reduktor) adalah logam yang mempunyai hargai potensial yang rendah ( biasanya negatif), sedangkan yang mengalami reduksi (oksidator) adalah logam yang mempunyai harga potensia reduksi tinggi (biasanya bernilai positif).pada sel Volta terdapat dua macam elektroda logam yaitu katode yang berperan sebagai elektode positif (tempat terjadinya reduksi) dan anode yang berperan sebagai elektrode negatif (tempat terjadinya reaksi oksidasi). Reaksi akan terjadi reaksi (spontan) apabila suatu reaksi tersebut mempunyai harga potensial sel yang bernilai positif. Untuk mengetahui atau menghitung harga potensial sel dari reaksi yang terjadi dalam sel Volta tersebut bisa dihitung dengan cara :
E⁰sel= E⁰katode - E⁰Anode atau
E⁰sel= E⁰reduksi - E⁰oksidasi
Untuk menggambarkan sel Galvani ini secara lengkap dapat kita tuliskan menggunakan diagram sel seperti berikut:
Anode/ion yang mengalami oksidasi II ion yang mengalami reduksi/Katoda. Misalnya Zn/Zn2+ (1,00 M) ççCu2+ (1,00 M)/Cu.
Anode selalu ditulis disebelah paling kiri sedangkan katode ditulis sebelah paling kanan. Tanda II menunjukkan jembatan garam atau selaput semipermeable. Ini contoh dalam bentuk gambarnya, mungkin kalian bisa lebih memahaminya.

Nah itulah kawan sekiranya yang dapat saya simpulkan. Disini kita sama-sama belajar dan saling berbagi ilmu pengetahuan kawan, kalau ada salah pengertian mohon dimaklumi dan dibenarkan ya J  Artikel ini sangat bagus dan dapat menambah wawasan kita mengenai materi kimia kelas XII, jadi semoga bagi kalian yang membaca artikel ini semoga bermanfaat bagi kita semua. Sebelumnya artikel ini pernah diposkan oleh Penty Cahya R. Kalian bisa mencari artikel ini pada alamat berikut http://allofchemistandaboutchemist.blogspot.com/2014/01/materi-kimia-sma-kelas-xii-elektrokimia.html











Okey teman-teman itu yang bisa saya tulis, semoga kalian tidak bosan ya...........
Salam Kimia!!!!! Tetap cinta KIMIA